MasEko Peduli Anak Bangsa
Sabtu, 19 Januari 2013
Rabu, 16 Januari 2013
Hanya Sekedar Uneg2 :
Dunia Pendidikan Islam saat ini masih diselimuti
mendung dan aneka problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Di antara
problematika dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui pendidikan
Islam adalah dalam hal menerapkan strategi dalam proses pembelajaran.
persoalan-persoalan yang selalu menyelimuti
dunia pendidikan Islam sampai saat ini adalah seputar tujuan dan hasil yang
tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat, metode pembelajaran yang statis dan
kaku, sikap mental pendidik yang dirasa
kurang mendukung proses , dan materi pembelajaran yang tidak progresif.
Karenanya, penerapan metode atau strategi yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan
dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan metode
akan dapat berakibat fatal[
Kalau kita
melihat proses pendidikan yang berlangsung, terdapat kesan kuat bahwa proses pembelajaran kurang
memperhatikan potensi individual serta kinerja otak dan emosi. Kinerja otak itu
ibarat bola lampu. Jika dilatih bisa mengeluarkan cahaya pengetahuan ke segala
penjuru karena jaringan otaknya berkesinambungan membentuk bulatan bola yang
dihubungkan oleh sel-sel syaraf yang milyaran jumlahnya.
Hal lain yang membuat kita tersadar adalah beberapa eksperimentasi di
negara-negara maju yang mengembangkan apa yang disebut sebagai ‘learning Community’, ‘ learning sociaty’atau
masyarakat belajar.Dalam‘learning Community’ belajar
tidak terbatas di ruang kelas melainkan siswa diajak membangun kehidupan dalam
bentuk sebuah komunitas yang mencerminkan semua aspek kehidupan yang nantinya
akan dihadapi dalam masyarakat.
Secara kultural sesungguhnya kita sudah punya model, tapi sayang tidak
dikembangkan secara sistematis. Ibarat komputer tidak diinstal dengan program-program
yang baru, sementara model sekolah yang
ada cenderung terpisah dari basis masyarakat. Sayang sekali kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan selama ini kurang memberi apresiasi terhadap
aset kultural dan pengalaman yang
telah di tangan, sementara model yang ditawarkan juga tidak memberi jaminan
mutu. Dengan demikian seorang guru haruslah memiliki kemampuan berempati,
menjadi pendengar yang baik, dan bisa menjadi fasilitator bagi anak didik dalam
memecahkan problem mereka oleh mereka sendiri.
Pendidik harus mempunyai dedikasi , “jadilah tongkat”, artinya manusia
yang berprinsip. Atau pikulan yang maksudnya manusia harus bisa fleksibel. Atau tali yang bisa menyatu,
itulah pegangan. Pendidik juga harus murah senyum, dengan senyum kita selalu
kaya karena hati kita bahagia. Senyum adalah gizi hidup. Senyum itu ada tiga,
pertama fisik ( bibir), kedua psikologi (hati), ketiga spiritual (hidup dengan
Islam).
Gmn Komentar Anda???
Senin, 09 April 2012
Sabtu, 07 April 2012
Langganan:
Postingan (Atom)