Rabu, 16 Januari 2013



Hanya Sekedar Uneg2 :
Dunia Pendidikan Islam saat ini masih diselimuti mendung dan aneka problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Di antara problematika dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui pendidikan Islam adalah dalam hal menerapkan strategi dalam proses pembelajaran.
 persoalan-persoalan yang selalu menyelimuti dunia pendidikan Islam sampai saat ini adalah seputar tujuan dan hasil yang tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat, metode pembelajaran yang statis dan kaku, sikap mental pendidik yang   dirasa kurang mendukung proses , dan materi pembelajaran yang tidak progresif.
Karenanya, penerapan metode atau strategi  yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan metode akan dapat berakibat fatal[
Kalau kita melihat proses pendidikan yang berlangsung, terdapat  kesan kuat bahwa proses pembelajaran kurang memperhatikan potensi individual serta kinerja otak dan emosi. Kinerja otak itu ibarat bola lampu. Jika dilatih bisa mengeluarkan cahaya pengetahuan ke segala penjuru karena jaringan otaknya berkesinambungan membentuk bulatan bola yang dihubungkan oleh sel-sel syaraf yang milyaran jumlahnya.
Hal lain yang membuat kita tersadar adalah beberapa eksperimentasi di negara-negara maju yang mengembangkan apa yang disebut sebagai ‘learning Community’, ‘ learning sociaty’atau masyarakat belajar.Dalam‘learning Community’ belajar tidak terbatas di ruang kelas melainkan siswa diajak membangun kehidupan dalam bentuk sebuah komunitas yang mencerminkan semua aspek kehidupan yang nantinya akan dihadapi dalam masyarakat.
Secara kultural sesungguhnya kita sudah punya model, tapi sayang tidak dikembangkan secara sistematis. Ibarat komputer tidak diinstal dengan program-program yang baru,  sementara model sekolah yang ada cenderung terpisah dari basis masyarakat. Sayang sekali kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan selama ini kurang memberi apresiasi terhadap aset kultural dan pengalaman yang telah di tangan, sementara model yang ditawarkan juga tidak memberi jaminan mutu. Dengan demikian seorang guru haruslah memiliki kemampuan berempati, menjadi pendengar yang baik, dan bisa menjadi fasilitator bagi anak didik dalam memecahkan problem mereka oleh mereka sendiri.
Pendidik harus mempunyai dedikasi , “jadilah tongkat”, artinya manusia yang berprinsip. Atau pikulan yang maksudnya manusia harus bisa fleksibel. Atau tali yang bisa menyatu, itulah pegangan. Pendidik juga harus murah senyum, dengan senyum kita selalu kaya karena hati kita bahagia. Senyum adalah gizi hidup. Senyum itu ada tiga, pertama fisik ( bibir), kedua psikologi (hati), ketiga spiritual (hidup dengan Islam).
Gmn Komentar Anda???